Sabtu, 04 Agustus 2012

Gadis Dibawah Hujan



            Entah sudah berapa kali Viona berlari untuk menghindar dari para suster yang terus memaksanya meminum obat yang membuat Viona ingat akan penyakitnya,yang mungkin sebentar lagi akan membuat hidupnya berakhir. Viona hanya terus berlari dan berlari sampai pada akhirnya Viona keluar dari gedung rumah sakit yang cukup terkenal di kota itu.  Viona tidak mempunyai arah untuk kemana ia pergi,Viona hanya mengikuti kemana kakinya ingin melangkah. Disaat yang bersamaan ada klakson yang kencang dan membuat Viona terenyak sadar akan lamunannya..
            Viona terus berjalan kemudian menyebrang saat mendapati lampu lalu lintas sedang merah. Ia tidak sadar sebenarnya didalam mobil ada seorang pria sedang meneliti gerak-gerik Viona,tanpa disadari lelaki itu tersenyum entah karena apa..


**


Langit tampak mendung dan tentu saja membuat Viona tersenyum puas,sudah bisa ditebak dalam pikirannya bahwa ia sangat senang dan tidak salah ia kabur dari rumah sakit karena cuaca sedang berpihak dengannya,ini terbukti karena sudah lama sekali ia tidak merasakan hujan..
“untung aku kabur dari rumah sakit” gumamnya dengan nada puas.
“Memang kau lagi sakit?” kemudian lelaki itu bertanya secara tiba-tiba,ia yang sedang duduk ditaman pun sedikit terperanggah dengan keberadaan pria itu..
“Ini mau hujan kenapa kamu malah senang?” tanya pria itu lagi. Ia hanya menatap lelaki itu sebentar kemudian mengedarkan pandangannya lagi dan tingkah laku Viona membuat pria itu tersenyum..
“Aku suka hujan makanya aku berada disini”
“unik” Ia pun menolehkan kepalanya kepada pria itu,dan disaat yang bersamaan mata mereka saling bertemu. Matanya indah warnanya bagus,hanya itu yang mampu Viona ucapkan..
“Matamu bagus” ujar lelaki itu. Coklat tua memberi kesan hangat akan setiap tatapan yang ia edarkan,batin pria itu..
“Sepertinya aku harus pergi,bisakah kita bertemu dilain waktu?” kemudian tanya pria itu setelah beberapa menit dilanda oleh keheningan..
“Mungkin bisa tapi lihat nanti bagaimana takdir ini berpihak pada hidupku” pria itu hanya mengerutkan keningnya menandakan ia bingung dengan jawaban Viona.
“Siapa namamu?” Viona pun memilih pergi untuk merasakan setiap rintikkan hujan yang semakin deras tanpa menggubris sama sekali pertanyaan pria itu..
“Benar-benar unik” gumam Michael,pria itu..


**


            Beberapa minggu setelah pertemuan itu,Viona sudah tidak pernah berada diluar gedung rumah sakit lagi dikarenakan kondisinya semakin menurun akhirnya ia pun dijaga ketat oleh para suster. Entah sudah berapa kali ia menghembuskan nafas yang menandakan dia sudah sangat bosan dalam ruangan ini,ia menjalankan kursi rodanya kearah balcon kamarnya. Kota ini baru saja diguyur deras oleh hujan lalu disambut dengan hadirnya pelangi,gadis itu berdecak kagum rasanya sudah lama sekali ia tidak melihat pelangi tapi kemudian gerimis datang menghampiri lagi,Viona mengulurkan tangannya untuk merasakan setiap tetesan hujan yang turun..
“Apakah besok aku masih bisa merasakan setiap tetesan hujan,apakah besok aku masih bisa melihat pelangi,apakah besok..”
“Apakah besok Viona ingin pergi ke taman?” ujar seorang suster yang sudah akrab betul dengan Viona..
“Suster yakin mengizinkanku pergi ke taman?”
“Aku akan menemanimu,tadi saat suster sedang keluar untuk membeli makanan suster bertemu dengan seorang pria yang menanyakanmu. Namanya Michael,kamu kenal?”
“Michael.. aku tidak mengenalnya”
“Pria yang yang bertemu denganmu ditaman saat kamu kabur minggu lalu,apa kamu lupa?”
“Oh pria misterius itu”
“Dia menanyakanmu,jadi suster memutuskan untuk mengajakmu ke taman besok. sepertinya kasihan ia setiap hari menunggumu di taman itu”
“Pria aneh” gumam Viona.


**


            Mentari telah menjulang tinggi dari arah Timur untuk kembali menyinarkan dunia,burung-burung berkicau seakan siap untuk menyambut hari baru. Suster Anita pun sudah rapih dengan seragamnya dan siap untuk mengantarkanku ke taman yang sudah satu minggu lamanya tidak Viona kunjungi..
“Hey” sapanya pria itu saat aku dan suster Anita telah tiba ditaman.
“Jadi kamu yang bernama Michael?”
“Ya aku Michael,dan kamu Viona. pasien dari suster Anita” balasnya seraya tersenyum. Disaat itu juga Michael menunjukkan kedua lesung pipinya..
“Senang bisa mengenalmu,Michael pria misterius”
“Tentu,aku juga bisa mengenalmu Viona perempuan unik”
“Viona suster akan meninggalkanmu dan aku akan menitipkanmu pada Michael. Michael jaga dia baik-baik,kalau terjadi apa-apa hampiri saya”
“Baik suster” suster Anita pun berlaju pergi.
“kamu sakit apa?” kemudian tanya Michael seraya mendorong kursi rodaku pelan.
“Suster Anita bilang kalau kamu setiap hari berada ditaman ini,untuk apa?”
“Jangan mengalihkan pembicaraan,katakan saja padaku”
“Sudah banyak orang yang menanyakan penyakitku setelah mereka tahu penyakitku,mereka seakan berubah menjadi seorang dokter dan satpam. Mereka selalu menjagaku ketat dan selalu menyuruhku istirahat,rasanya aku begitu lemah dimata mereka”
“Mereka seperti itu karena mereka care,tapi aku akan perhatian dengan caraku sendiri. Aku akan memperlakukanmu seperti perempuan biasanya,aku tahu apa yang kamu inginkan”
“Aku sakit kanker darah”
“Well itu hanya penyakit,tidak perlu dipikirkan. Hidup ini terlalu indah untuk diabaikan,lebih baik menikmati apa yang didepan mata biarkan hidup ini mengalir seperti air dan membawamu kemanapun sesuai kehendak Sang Pencipta” Viona menyerap setiap untaian kata yang dikeluarkan oleh Michael. Sederhana namun kena dihati..


**


Hidup seperti air yang segar,mengalir sesuka hati dari Sang Pencipta dan sangat amat disayangkan untuk tidak dicicipi kesegarannya begitu pun juga dengan hidup biarkan ia mengalir sesuai dengan tujuan Sang Pencipta dan hidup ini terlalu indah untuk tidak dinikmati. Jadi Viona memilih untuk melupakan masalahnya sejenak dan menikmati apa yang ada didepan matanya..
            Hari demi hari Viona lewati bersama dengan Michael,kini Viona dan Michael bersahabat. Rasanya sedikit aneh baru bertemu beberapa kali kini sudah menjalin suatu ikatan persahabatan yang tentu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk saling mengenal dan mempercayai satu sama lain..
“Hidupmu begitu sempurna” ujar Viona kepada Michael.
“Hidup manusia tidak ada yang sempurna”
“Hidupmu terlalu indah”
“Hidupku tidak seindah apa yang ada dibenakmu,aku kerap kali pergi dari rumah karena dirumahku sendiri aku tidak bisa mendapati kenyamanan layaknya keluarga lain,jangan melihat kesempurnaan hanya dari cover seseorang padahal kita tidak pernah tahu bagaimana sesungguhnya orang itu didalamnya,mungkin ia hancur dan sedang membutuhkan sebuah semangat dan harapan baru. Dan kesempurnaan covernya itu hanya nilai lebih untuk menutupi semua yang sedang ia rasakan”
“Makanya sering kali aku berkata nikmati apa yang ada didepan mata,karena hidup ini terlalu indah untuk diabaikan begitu saja. Dan aku cukup bersyukur karena masalah yang sering kali menghampiriku membuatku belajar banyak tentang kehidupan sesungguhnya” sambungnya lagi.
“Aku bersyukur bisa mengenalmu” gumam Viona.
“Lalu mengapa kamu sangat menyukai hujan?”
 “Hujan seperti sahabatku,ia tidak bisa berbicara dan duduk disampingku namun ia bisa menghapus air mataku dengan air segarnya dan aroma hujan itu membuatku merasakan suatu kenyamanan yang tak bisa diungkapkan,dan disaat aku membutuhkan sebuah kesegaran dalam masalahku hanya hujanlah yang bisa mengangkat semua kesesakan yang ku rasakan,meskipun hanya bersifat sementara”
“Aku tidak pernah merasakan itu” ujar Michael.
“karena kamu tidak pernah mencoba dan menyerapi setiap arti tetesan itu”
“Mau membantuku untuk mencoba tetesan itu?” tanyanya kemudian.
“Tentu”


**


            Setiap tetesan yang turun dari selang infuse itu membuat Viona merasakan perih yang mendalam,seakan nyawanya sedang berada diujung tanduk dan setiap tetesan itu membuat Viona merasa bahwa hidupnya tinggal sebentar lagi..
“Suster…” panggilnya dengan lirih.
“Ada apa Viona?”
“Tolong antarkan aku ke taman,aku punya janji dengan Michael hari ini”
“Tapi kamu lagi..”
“Anggap ini permintaan terakhirku,aku janji lain kali aku tidak akan meminta macam-macam lagi” ujar Viona memotong jawaban dari suster Anita..
“Baiklah,hanya untuk kali ini”


**


            Langit nampak mendung,angin berhembus kian kencang. Viona dan Michael hanya duduk dalam diam yang tidak bergeming sama sekali,membiarkan setiap hembusan angin merasuki tubuh mereka. Membiarkan angin ini membawa perasaan dan pikiran yang kian tak menentu,seakan menyerahkan hidup ini seutuhnya kepada Sang Pencipta..
“Bagaimana kalau ini adalah pertemuan terakhir kita?” ujarku.
“Mungkin aku akan menjadi laki-laki yang paling bahagia karena dapat mengenal wanita unik,cantik,dan tegar sepertimu. Meskipun diakhir cerita kamu akan meninggalkanku tapi aku percaya disaat kamu tenang diatas sana,aku akan tetap bisa melihatmu”
“Bagaimana kamu begitu yakin masih bisa melihatku disaat aku telah pergi?”
“Tali persahabatan yang kuat tidak akan pernah bisa putus bagaimana pun keadaannya,dan disaat aku menjalin ikatan persahabatan denganmu aku seperti mendapat mata kedua yang berguna untuk melihatmu lebih dalam dan jauh lagi”
“Entah mengapa aku bangga bisa mengenalmu,setiap untaian kata yang keluar dari mulutmu begitu sempurna”
“Dulu tempat ini adalah tempat favoritku bersama bundaku saat sebelum ia pergi meninggalkanku untuk selamanya. Kami selalu pergi kesini disaat sedang mendung ingin hujan,aku dan ibundaku juga senang melihat pelangi sehabis hujan dari bukit ini dan hanya ditempat ini aku bisa melihatnya itu pun juga dalam keadaan hujan” sambung Viona.
“Wah gerimis!” ucap Michael dengan semangat. Viona melangkahkan kakinya sampai tepat berada dipinggir bukit yang lumayan tinggi ini dan merentangkan kedua tangannya membiarkan hujan yang semakin deras ini membasahi tubuhnya..
“Sekarang tutup matamu,rentangkan kedua tanganmu,tarik nafasmu dalam-dalam,hilangkan semua pikiran yang sedang melekat diotakmu dan tersenyumlah” ujar Viona seraya memberi pelajaran sedikit kepada Michael.
“Aku merasakan sebuah ketenangan yang tak bisa digambarkan dan aromanya membuat hatiku sejuk” balasnya. Viona hanya terkekeh pelan..
            Selama hujan Viona dan Michael berlari-larian diatas bukit ini layaknya seperti anak kecil. Disaat yang bersamaan Viona merasakan pusing yang luar biasa,tubuhnya melemas,dan disaat itu juga hujan berhenti. Viona duduk direrumputan yang basah itu seraya membersihkan hidungnya yang berlumuran darah dan mencoba untuk memfokuskan pandangannya yang mulai kabur..
“Viona kita harus balik ke rumah sakit! wajahmu semakin pucat”
“Tidak perlu,kamu yang bilang sendiri nikmati saja apa yang ada didepan mata dan kini aku mau menikmatinya. Aku tahu,waktuku akan tiba jadi lebih baik kamu ikut duduk disampingku sambil menunggu pelangi datang” Michael menyerah akhirnya ia ikut duduk disebelah Viona seraya merangkulnya,Viona pun mengistirahatkan kepalanya yang semakin sakit dipundak Michael..
“Apa kamu ingin berjanji padaku?” tanya Viona.
“Berjanji apa?”
“Tidak akan melupakan sahabatmu yang paling lemah ini”
“Bagaimana aku bisa melupakanmu bahwa kamu sendiri selalu memberi kenangan disetiap pertemuan kita,aku sudah pasti akan berjanji. Apakah kamu mau berjanji juga?”
“Berjanji apa?”
“Jika aku sedang mengunjungi bukit ini,kamu akan datang menghampiriku disaat kamu sudah pergi nanti”
“Aku pasti lakukan itu untukmu,dan kamu tahu apa? saat aku mengenalmu,aku juga seperti mendapat mata kedua untuk bisa melihatmu lebih jauh lagi dan lebih dalam”
“Aku menyayangimu,Viona”
“Aku juga menyayangimu Michael” Dimenit berikutnya Viona telah pergi untuk selamanya. Bukit dan pelangi itulah yang menjadi saksi bisu untuk menyaksikan eratnya tali persahabatan dua insan yang kini sudah berbeda alam..
“Tuhan terima kasih karena telah memberikanku kesempatan untuk bisa mengenal Viona” gumam Michael seraya menjatuhkan air mata..
Michael meletakkan kepalanya diatas kepala Viona yang masih berada dipundaknya dan menatap keindahan pelangi dari atas bukit ini..


**


            Genap dua tahun kepergian Viona,Michael masih sering mengunjungi bukit itu dan Michael datang disetiap hujan dan Viona menepati janjinya,ia sering muncul dihadapan Michael. Mereka tetap berbagi cerita layaknya sahabat yang tak pernah terpisahkan meskipun mereka sudah berbeda alam..


**


            Persahabatan layaknya tali dari kedua sisi ditarik sama kencang dan menghasilkan kekuatan,begitu juga dengan sahabat ditarik oleh dua manusia yang menghasilkan kesetiaan dan perjalinan yang erat jika antara mereka ada yang mengendorkan salah satu sisi itu disaat itulah keeratan sahabat mulai renggang..






-THE END-


AAAAAA!! Ini cerpen gue,oke gue nangis waktu baca ini padahal gue yang bikin._. gue gatau bagus atau enggak,tapi gue seneng banget sama cerita yang ini wakakaka :| Maaf kalau jelek yaaa,gue baru belajar bikin cerpen :")


                                   












2 komentar:

  1. salam kenal..
    ceritanya bagus, tp sedih banget T.T,
    tukeran link yah biar bisa langsung klik baca cerita terbarunya.
    sukses n GBU.

    BalasHapus
  2. boleh kritik? udah bagus alur emosinya tapi mungkin perlu diperbaiki tata bahasa baku-nya, salah satunya mengendurkan bukan mengendorkan. Kalau pakai kata mengendorkan maka gunakan cetak miring. Di penerbit suka dibabat habis sama editornya kl nggak sesuai dg EYD.
    salam dari penjual keripik keripik

    BalasHapus