Sabtu, 04 Agustus 2012

LOVE IS NEVER WRONG :")

 #BLSContest @JD_bieberteam <3
Created by @Licangelicaaaa :D





Enjoy! I hope you’ll like it :)



**



Secercah sinar mentari telah naik ke tempat dimana ia harus berada,untuk kembali menyinarkan dan menghangatkan dunia. Pagi ini ku buka mataku dengan malas karena setiap sudut kamarku telah disilaukan oleh pancaran sinar matahari..
“Good morning world” sapaku pada dunia. Setelah itu aku memanjatkan doa kepada yang maha Kuasa karena telah membangunkanku pagi ini,aku berjalan dengan langkah gontai menuju kamar mandi untuk membasuh wajahku..


**


Namaku Violine Nathasya McLendon yang kini telah menginjak umurnya delapan belas tahun. Aku adalah seorang mahasiswi yang berasal dari Canada,aku mempunyai peranakkan Perancis-Indonesia dari kedua orang tuaku..
“Good morning darl” sapa kedua orang tuaku saat aku sudah berada dimeja makan.
“Morning mom,dad”
“Apa hari ini kamu jadi menghabiskan liburan semestermu di L.A?” tanya mom seraya memotong pancakenya.
“Sepertinya jadi.. aku akan naik pesawat malam”
“Baiklah,nanti mom akan membantumu untuk packing”
“Terimakasih”
“Tidak biasanya kamu pergi ke L.A apa yang akan kamu lakukan disana?” dadku bertanya sambil sibuk dengan koran paginya.
“Selena memintaku untuk kesana,dia ingin menghabiskan waktu kosongnya bersamaku” Ya Selena,Selena Gomez kami sudah bersahabat lama. Dia sahabatku yang paling baik yang pernah ku temui aku tidak pernah menemui sosok buruk dalam dirinya..
“Rupanya kalian masih dekat ya,lalu bagaimana dengan Justin?” aku yang mendengar nama itu kemudian menoleh kepada mom dengan tatapan ‘untuk-apa-mom-mengingatkanku-lagi-dengan-nama-itu’ seakan ada tamparan yang keras mengenaiku,ada rasa perih yang mendalam jika mengingat nama itu lagi..
“Maaf,mom lupa Violine” balas mom dengan penuh rasa bersalah.
“Disini tidak ada yang salah,aku yang terlalu lemah” balasku dengan lemah namun berusaha tegar..


**


At.LAX Airport
Welcome to Los Angeles..
Sebelum aku menunggu kedatangan Selena untuk menjemput,aku memutuskan untuk pergi ke coffee shop yang berada disekitar bandara dan memesan Capucinno..
*onthephone*
“Hey Violine kau dimana? Aku sudah sampai di bandara,aku tidak bisa turun. Aku takut kalau ada paparazzi” ujar Selena dari ujung telepon.
“Ah iya tunggu sebentar,mobilmu berwarna apa?”
“kau cari saja Range rover hitam pekat,aku tunggu didalam mobil”
“Baiklah” aku memutuskan sambungan telepon kemudian membayar minuman yang ku pesan dan berjalan mencari Range rover hitam pekat yang Selena ucapkan. Tidak perlu waktu lama untuk menemukannya,aku sudah dapat melihat Range rover itu aku mempercepat langkah kakiku dan masuk ke dalam mobil itu. Dan didalam mobil ada sosok pria yang duduk dikursi pengemudi yang memakai hoddie YMCB dan kacamata yang tengah sibuk dengan iPhone miliknya..
“Hey Violine long time no see,I miss you so much” ujar Selena saat aku sudah duduk manis dikursi penumpang,Selena membalikkan tubuhnya kebelakang dan pria disebelahnya tersontak dan ikut berbalik dan membuka kacamatanya. Sosok itu… mengapa ia bisa disini bersama dengan Selena? Baru tadi pagi aku diingatkan dengan sosok Justin kemudian malam ini dia sudah berada didepanku. Aku menarik nafasku dalam-dalam untuk menetralisirkan perasaanku yang berubah menjadi tidak karuan seperti ini,mata itu.. membuatku ingat akan segalanya. Disaat yang bersamaan mata kami bertemu..
“Hey hello Violine?” Selena menggocangkan tubuhku pelan sehingga aku sadar dan kembali terpijak didunia nyata,Tuhan mampukan batinku disaat aku harus mendengar kabar itu..
“Ah iya ada apa Selena?” balasku gugup. Justin hanya membalikkan tubuhnya menghadap ke jalanan dan kembali menyibukkan dirinya dengan iPhone seakan dia menghiraukan keberadaanku..
“Sepertinya kamu lelah sekali,lebih baik aku antarkan kau ke hotel sekarang dan besok kita baru menghabiskan waktu bersama”
“Baiklah”
“Aku hampir lupa,kenalkan ini Justin pacarku. tapi sepertinya aku tidak perlu mengenalinya padamu karena hampir setiap hari nama Justin berada di tv haha” Benar kegundahanku selama ini,Justin sekarang sudah beralih kepada Selena yang sebelumnya telah berpacaran dengan Jasmine yang membuatku ditinggalkan begitu saja,haha dimana-mana memang aku yang selalu menjadi korban..
“Haha iya,sudah berapa lama kalian berpacaran?” tanyaku yang hanya bermodalkan keberanian dan kekuatan batin yang sebentar lagi akan rapuh..
“Mungkin lima bulan,benarkan babe?” tanya Selena pada Justin. Justin hanya terenyak seperti baru sadar dari lamunan..
“Ah.. iya iya lima bulan” balasnya gugup.
“Selamat ya” kata Selamat yang mempunyai beribu arti yang terselip,contohnya seperti dihatiku sekarang. Aku tidak mengerti harus mengartikan arti selamat itu dengan bagaimana mungkin ada rasa cemburu,sakit,atau mungkin doa yang tulus yang masih belum ku percayai itu datang dari hati atau bukan..


**


Justin Bieber,nama itu sudah tidak asing bagiku. Aku dan Justin pernah menjalin suatu hubungan dari umur tiga belas tahun sampai kira-kira berumur enam belas tahun. Saat Justin memulai dunia musiknya aku masih baik-baik saja dengannya sampai suatu saat sang manager Justin menyuruhnya untuk menjalin hubungan dengan Jasmine Vilegas agar kedua popularitas mereka bisa naik dengan cepat,dan tepat disanalah aku menjadi korban harus melepas Justin begitu saja. Sejak saat itu aku lostcontact dengan Justin. Aku tidak marah pada siapapun,tidak menyalahkan siapapun karena aku putus dengan Justin,dengan cara yang baik-baik. Tapi keadaan hati inilah yang membuatku tidak pernah mampu untuk melupakannya..


**


Matahari telah tenggelam ke ufuk Barat dan kini cuaca berubah menjadi mendung,aku duduk diam sambil memainkan vanilla lateku sambil menonton keindahan kota Los Angeles dari dalam kedai kopi..
“Hey,sendirian saja” ujar seorang pria. Aku yang sedang melihat keluar langsung menolehkan wajahku kepada pria itu,dan disanalah Justin bediri. Gentaran dan perasaan itu menghampiriku lagi dimana saat mata kami saling bertemu,aku rindu sekali dengannya. Aku rindu akan tatapannya..
“Iya hehehe” balasku dengan sungkan.
“Sepertinya kamu banyak berubah ya” ujarnya lagi. Justin berbicara dengan sangat lembut dan berusaha untuk mencairkan suasana diantara kami..
“Apa yang berubah dariku? Selena dimana?” tanyaku untuk berusaha mengalihkan topik pembicaraan,muka Justin berubah menjadi datar seakan dia enggan untuk membahas Selena..
“Selena berkata padaku,dia mempunyai project film baru di New York jadi dia tidak bisa menemanimu selama di L.A dan…” Justin menggantungkan kata-katanya.
“Dan apa?”
“Dan dia memintaku untuk menemanimu selama di L.A”
“Sepertinya aku harus pergi,aku masih lelah karena perjalanan kemarin. Sampai jumpa” aku bediri dan tidak lupa meninggalkan beberapa lembar uang dollar untuk membayar vanilla late pesananku..
“Tunggu!” Justin menahanku dengan cara memegang pergelangan tanganku dengan erat. Getaran dan degupan itu muncul lagi,Tuhan jangan biarkan perasaan ini mendalam. Perasaan ini salah,Justin sudah ada yang punya,aku merutukki diriku sendiri..
“Biarkan aku mengantarmu” sambungnya.  Aku pun mengangguk menandakan aku mau diantarnya pulang..


**


Keheningan menjalar diantara kami tidak ada satupun diantara kami yang membuka suara. Seakan membiarkan hati ini yang berbicara untuk mengungkapkan semua perasaan yang belum tersampaikan,tapi sepertinya ini mustahil mana mungkin Justin mengerti perasaanku ketika dia sudah menggandeng Selena sebagai kekasih barunya sudah pasti perasaan Justin kepadaku telah sirnah dengan berjalannya waktu..
“Maaf” itulah yang dilontarkan Justin sebagai awal topik pembicaraan.
“Maaf untuk apa?”
“Maaf untuk segalanya yang telah ku lakukan padamu. Aku menyesal..”
“Aku sudah lupa akan masalah itu,kamu tidak pernah salah. disituasi ini tidak ada yang salah. Meskipun sampai saat ini aku belum bisa melupakan memori itu..” balasku lirih lebih tepatnya berbisik dan hanya Justin yang dapat mendengar. Tangan kokoh Justin yang sedang memegang setir pun berpindah dan berusaha meraih tanganku..
“Maaf karena telah membuatmu sakit,tapi kalau boleh aku jujur aku tidak pernah berusaha untuk melupakanmu dan tentang perasaan itu…tetap masih tersimpan disini” Justin mengarahkan tanganku yang sedang digenggamnya menuju dadanya yang sudah berubah menjadi lebih bidang. Air mataku sudah hampir jatuh namun aku berusaha sekuat tenaga untuk menahannya agar tidak jauh,aku terlalu lemah dalam hal ini..
“Andaikan waktu bisa diputar,aku ingin bisa menjalin hubungan lagi denganmu”
“Justin stop bahas hal itu! kau sudah memilikki Selena,dia sayang padamu tidak seharusnya kamu seperti ini. perasaan ini salah Justin…cukup aku yang merasakan perasaan ini”
“Aku tahu tidak seharusnya aku begini,tapi perasaan ini dari dulu tidak bisa ku hapus meskipun aku sudah menjalin hubungan dengan Jasmine dan Selena. Berikan aku kesempatan untuk memperbaikki ini..”
“Sudah sampai,biarkan aku turun” aku berusaha menepis tangan Justin yang sedari tadi masih digenggamnya. Akhirnya Justin mengalah dia melepaskan tanganku aku keluar dan lari ke kamar hotelku dengan cepat..
Setibanya dikamar aku mencuci wajahku yang sudah basah dengan ari mata,aku pergi ke balcon kamar dan menarik nafas dalam-dalam sambil merentangkan kedua tanganku. Menit berikutnya aku merasakan ada tangan yang kekar melingkar disekitar perutku dan dipundakku ku dapati wajah Justin sambil menutup matanya..
Shit! Aku lupa mengunci pintu kamarku,pikirku..
“Biarkan aku memelukmu…aku sangat rindu dengan harum parfum strawberrymu”
“Aku juga tidak pernah mengingini hubungan berpura-pura sepert ini,aku lakukan ini karena aku disuruh dengan manager yang sudah terikat kontrak. Aku juga lelah dengan semua drama ini..” sambung Justin lirih.
“Apa Selena termasuk hubungan publicmu?”
“Awalnya kami hanya didepan public,kemudian perasaan suka muncul antara kami. Tapi aku tidak pernah ada rasa sayang dan cinta dengan Selena karena aku tahu semuanya sudah diambil alih olehmu” balas Justin yang sekarang sudah membuka matanya dan sekarang menatapku dari samping..
“Sayang bisa dipelajari oleh setiap orang”
“Tapi aku tidak mau belajar menyayangi orang lain selain kamu. dan cintaku khusus untukmu” Justin memutar tubuhku perlahan sehingga aku berhadapan dengannya,kedua tangan Justin kini memegang kedua pipiku yang memerah..
“Jangan pernah hilangkan rasa cinta itu,karena cinta tidak pernah salah” ujarnya seraya menatap mata biruku lekat-lekat dan penuh keberanian aku membalas tatapannya..
“Tapi jika cinta itu datang disaat seperti ini apakah dia masih tetap tidak salah?”
“Ini semua hanya perlu waktu,aku akan menjelaskan semuanya pada Selena. Selena gadis yang baik aku percaya dia pasti akan mengerti,aku hanya ingin jangan pernah mencoba untuk hilangkan rasa cintamu untukku. Karena sudah dua tahun aku mencoba untuk menyimpan perasaan ini padamu dan hanya untukmu”
“Tidak ada yang bisa menggantikan posisimu dihatiku…I still love you,please give me a second chance” sambungnya. Justin semakin mendekatkan wajahnya padaku sehingga kami bisa saling merasakan deruan nafas kami. Menit berikutnya Justin sudah melumat bibirku dengan lembut dan penuh kasih sayang,jujur aku sangat rindu akan ciuman ini..
“If I was your man.. I’d never leave you girl” Justin menyebutkan sedikit lirik lagu Boyfriendnya. Aku hanya mengulum bibirku sehingga membentuk sebuah senyuman dan memeluknya erat..


**


Hari demi hari,ku lewati bersama Justin dan Selena seperti tidak ada yang terjadi sebelumnya,aku dan Justin belum menjalin hubungan lagi aku hanya menyerahkan semuanya pada waktu yang bergulir aku membiarkan ini semuanya mengalir seperti air..
“Violine bisakah kita berbicara?” ujar Selena yang tiba-tiba berada diujung pintu kamarku. Aku yang sedang berada didepan meja rias segera mengambil smartphoneku dan pergi mengikutinya..
Selena membawaku ke Starbucks dekat hotel dan kami duduk berhadapan. Sudah dari tadi aku menatap Selena,matanya sembab seperti habis menangis. Apa yang terjadi,batinku..
“Selena apa yang terjadi?” tanyaku.
“Harusnya aku yang bertanya seperti itu. mengapa kamu tidak jujur kepadaku kalau Justin mantanmu?” balas Selena setenang mungkin,ketakutanku akhirnya tiba Selena akhirnya mengetahui ini..
“Aku takut menyakitimu..”
“Justru kalau seperti ini aku yang telah menyakitimu,seharusnya kamu memberitahuku. dan waktu itu aku juga melihat kalian berciuman dikamar hotelmu disaat itu juga aku mencari informasi tentang hubungan kalian sebanyak mungkin dan akhirnya aku mengetahui kalau kalian pernah menjalin hubungan selama tiga tahun. Maafkan aku Violine..” balas Selena seraya menatapku lekat. Aku tidak pernah membayangkan sebelumnya kalau ternyata Selena akan menjawab seperti ini..
“Tapi Selena. Bagaimana hubunganmu dengan..”
“Hubunganku dan Justin sudah selesai dari dua hari yang lalu,kamu tidak usah sungkan. Aku takut kalau menyakitimu lebih dalam lagi” Selena mencoba tersenyum tapi aku tahu didalam hatinya ia sedang tidak tersenyum..
“Lebih baik sekarang kamu temui Justin ditaman belakang hotelmu. Dia menunggumu disana,ayo cepat” Selena bangkit dari duduknya kemudian menarik tanganku seakan menyuruhku untuk cepat pergi menemui Justin..
“Selena terimakasih banyak,kamu terlalu baik” ujarku kemudian memeluk Selena sambil meneteskan air mata.
“Sama-sama Violine” aku pun lari menuju dimana Justin berada.
Dan saat aku sampai disana aku sudah melihat Justin duduk dikursi taman sambil tersenyum manis kepadaku..
“Jadi bagaimana kamu masih menjaga perasaan itu untukku kan?” tanya Justin saat aku sudah ada dihadapannya.
“Perasaan itu tidak pernah bisa hilang” balasku sambil tersenyum.
“So wanna be my girlfriend?” Justin melingkarkan tangannya dipinggangku,begitu juga aku yang melingkarkan tanganku dileher Justin..
“Of course I want to be your girlfriend”
“I love you for yesterday,now,tomorrow,and forever”
“I love you more” balasku seraya memeluk Justin erat,seakan tidak mau kehilangannya lagi. Menit berikutnya Justin melepaskan pelukanku kemudian mendekatkan wajahnya padaku dan melumat bibirku lembut..
“I hope you both will longlast” ujar Selena diujung taman tepatnya dibalik pohon yang sedang menyaksikan cuplikan baliknya dua insan yang sudah lama terpisah,dilubuk hati Selena dia merasakan sakit yang mendalam namun dibalik kesakitannya Selena senang bisa melihat sahabatnya dan orangnya yang disayang juga senang..


**


Jangan pernah salahkan cinta karena memang perasaan itu tidak pernah salah,biarkan dia mengalir dengan sendirinya. Kita sakit hati bukan karena cinta namun kita jatuh pada orang yang salah. Apapun bentuknya Cinta selalu indah pada waktunya <3


-THE END-


Ini Short story yang pernah gue post untuk ikutan contest BLS gitu di Twitter and well gue menang meskipun cuma juara tiga. Namanya juga permulaan muahahaha xD









1 komentar: