Jumat, 08 November 2013

DULU

Perempuan itu menatap kearah laki-laki dihadapannya dengan tegas, ia tidak mau terlihat lemah dihadapan lawan bicaranya. Perempuan itu meneliti tekstur wajah laki-laki dihadapannya. Rahangnya keras, beralis tebal, ia mempunyai mata yang berwarna seperti harimau. Dengan begitu ia mempunyai sorot mata yang tajam, seperti ingin memangsa siapa saja yang sedang menatapnya. Laki-laki tersebut sangat berkharisma, membuat wanita manapun akan mendambakannya dengan mudah. Keheningan itu tercipta untuk beberapa saat, keduanya berkutat dengan pikiran masing-masing sampai tiba-tiba laki-laki tersebut membuka suara sebagai pembukaan topik pembicaraan mereka.
“Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu lagi disini, di cafĂ© favorit kita.” Ujar Axel—nama laki-laki tersebut.
“Favorit aku. Kamu sering kesini karena dulu aku yang selalu mengajakmu.” Balas Cassandra—nama perempuan tersebut.
“Kamu banyak berubah.” Komentar Axel seraya meneliti Cassandra dengan mata hazelnya. Cassandra merasa risih dengan tatapan Axel, tatapannya seakan sedang menelanjangi Cassandra demi mencari sesuatu.
“Setiap orang pasti akan berubah, karena roda hidup terus berputar.”
“Tapi Cassandra yang aku kenal tidak seperti ini.”
“Definisi ‘seperti ini’ maksudmu yang seperti apa? Aku semakin dewasa Axel, aku bukan perempuan lemah lagi.”
“Maafkan aku.”
“Buat apa?”
“Maafkan aku kalau aku pernah mengecewakanmu, pernah memainkan perasaanmu, pernah menyakitimu. Kembalilah padaku Cassandra…” Axel menatap Cassandra dengan lembut dan intens.
“Dulu kita menjalin hubungan selama tiga tahun, aku memberikan segalanya padamu. Sampai ketika kamu memfitnahku selingkuh dengan laki-laki lain dan memintaku untuk putus darimu. Kamu bilang bahwa aku tidak pernah memperjuangkan hubungan kita, kamu yang bilang kalau aku tidak bisa setia. Padahal kamu satu-satunya orang yang tidak pernah memperjuangkan hubungan itu, padahal kamu satu-satunya orang yang tidak bisa setia karena kamu selingkuh dengan perempuan itu, tapi kamu membuat semuanya itu menjadi salahku. Tidakkah kamu sadar bahwa semua beban yang aku punya dulu terlalu berlebihan? Aku berjuang sendirian untuk melawan rasa sakit itu, aku memang bukan yang terbaik untukmu tapi bukan seperti itu caranya untuk mengusirku dari kehidupanmu. Kamu tidak akan pernah tahu bagaimana rasa sakit yang aku terima dulu. Dan kini setelah semua rasa sakit itu hilang, kamu kembali dan meminta maaf. Kemana saja kau? Aku menunggu kata itu keluar dari mulutmu sejak satu tahun yang lalu, dan dengan mudahnya kamu memintaku kembali……” Cassandra menarik nafasnya dalam-dalam, takut ia akan menangis. Cassandra tidak mau terlihat lemah didepan Axel.
“Beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya, aku sayang sama kamu.” Ujar Axel kemudian menggenggam tangan Cassandra.
“Aku sayang sama kamu, tapi maaf itu dulu. Dulu disaat aku memperjuangkan hubungan itu sendirian, mempercayaimu disaat kamu tidak pantas mendapatkannya, dan disaat aku melihat kamu selingkuh dengan sahabatku sendiri.” balas Cassandra seraya melepaskan genggaman tangan Axel.
“Aku tidak akan melakukannya lagi.” Ujar Axel. Cassandra membelai pipi Axel dengan tatapan mata yang begitu lembut.
“Maaf aku tidak bisa, aku dan kamu kini telah berbeda dan mempunyai jalan masing-masing. Aku sayang padamu tapi sebatas sahabat. Itu semua sudah dulu Axel, kini aku sudah mempunyai kehidupan sendiri yang harus aku tata rapih.”
“Terimakasih kamu pernah hadir dalam hidupku, terimakasih bahwa kamu pernah menyayangiku, terimakasih atas warna yang kamu bawa kedalam hidupku, dan terimakasih atas semua kenangan manis yang pernah kita buat bersama. Aku tidak akan melupakan itu, karena seberapapun kamu mengecewakanku kamu tetap pernah mempunyai tempat dihatiku. Begitu juga dengan kenangan aku dan kamu, akan selalu mempunyai tempat spesial dihatiku.” Sambung Cassandra kemudian mengecup pipi Axel lembut kemudian bergegas pergi dari hadapan Axel, karena Cassandra sudah tidak kuat untuk menahan air matanya. Sedetik Cassandra pergi, Axel meneteskan air matanya.
“Andaikan waktu bisa diputar, aku tidak akan merusak permata hatiku sendiri…I love you Cassandra.” Ujar Axel seraya menatap punggung Cassandra yang kini semakin menjauh dari tatapannya.








MAAF KALAU LEBAY TERLALU SINETRON. OTAK MAKIN MALEM MAKIN ANEH. 





Terimakasih yang sudah menyempatkan waktunya mau baca cerpen aneh ini, kritik&saran akan diterima dengan senang hati :)






Angelica xx



Tidak ada komentar:

Posting Komentar